Rintihan Semusim
RINTIHAN SEMUSIM

I
Atas sukma-Mu aku lahir
hadir di sebuah ladang gersang
di mana bencana datang bergantian
menyambut pagi menepi di sisi waktu

II
Zat-Mu menangis lirih
beban di pundak telah terkoyak
semakin pilu tangisku, sepi yang ada
maka kususuri kepincangan jaman

III
Kemudian pulang menghadap-Nya
tak ada tangis yang mengantar
entah ke mana rintih harap kini berada
mungkin tenggelam bersama laju waktu

IV
Berjuta kabut mengusik perlahan
membias sesungging senyum, kaku merintih
seikat bunga memberi keharuman purna
; kedamaian di abadikannya